Tittle: Sakura Love Chapter 1
Genre: Romance, life, hurt
Author: Lee Sinhyo
Main cast: Lee Sunny , Oh Sehun , Suho , Yoona
Other cast: Other find by your self okay!
Disclaimer: Hey para readers, FF pertama keluar, .Mian kalau ceritanya gaje seperti biasanya, namanya juga pemula. Yasudah kita langsung cekidot aja deh tidak usah berlama-lama. Selamat membaca readears yang kece
.
.
.
.
.
.
“Hey there…”
But you don’t hear it
“I LOVE YOU”
But you don’t love back
“Lets hang out”
But you don’t care
“Forgot me”
And that was what you say
You make my heart break
You make me feel sad
You make me can’t sleep
It because I LOVE YOU
Malam itu aku berjalan sendirian menyusuri jalan setapak disalah satu taman di kota Tokyo. Malam ini salju mengguyur kota Tokyo dengan tenang dan indah. Malam ini suasana tenang , berbalut dengan hawa dingin yang berhembus perlahan. Kurekatkan jaketku untuk menghangatkan tubuhku. Malam ini aku sedang merenung, merenungkan kepergian seseorang yang kucintai. Dia adalah pacarku, wanita berparas elegan nan cantik yang membuat hatiku terpanah olehnya. Tetapi Im Yoona sudah terlanjur mencabik-cabik hatiku. Begitu teganya dia pergi begitu saja meninggalkanku, wanita cantik itu sudah memiliki lelaki yang lebih baik dariku. Aku mencoba tabah tapi sangat susah, hal-hal yang kami lewati terus terngiang di otakku. Aku menggigit bibirku dengan kencang, mengaratkan pelukan hangat jaketku serta menahan air mata yang meronta untuk keluar. Mataku mengerjap sekitar, mencoba memperhatikan hal lain yang berada ditaman itu. Dan kedua mataku menemukan seorang wanita terduduk di bangku taman, menghadap kesebuah pohon sakura yang sudah tak berbunga lagi karena tertimbun salju. Ia mengenakan gaun putih dilengkapi kepangan rambut coklatnya yang indah, ia terlihat sungguh manis. Untuk melupakan masalah yang menimpaku aku lebih baik mengobrol denga wanita manis itu, mungkin beban pikiranku akan terlupakan.
Aku mendekati wanita itu perlahan, saat aku melihat kearahnya matanya sangat sembab, wajahnyapun terlihat cukup pucat.
“Malam….” Aku mulai membuka perbincangan, dan segera duduk disebelahnya.
“Ne.. malam” Wanita manis itu menjawab lesu, dengan menggunakan bahasa Koreanya yang fasih.
“hmmm Korea ya… Anyyeong Sehun imnida.” Aku mencoba bersikap ramah dengan mencoba sedikit-sedikit menggunakan bahas korea. Ia memandangku lalu membalas jabatan tanganku, kesedihan yang ia rasakan rasanya tak terlihat saat ia menyunggingkan senyumnya.
“Ne aku Korea, anyyeong Sunny imnida.. Kau juga Korea ternyata.” Kemudian ia berbalik lagi memperhatikan pohon sakura tak berbunga didepannya.
“Aku bukan Korea noona aku hanya bisa berbahasa Korea,aku asli Jepang. Oh ya.. Ada apa noona malam-malam berada disini, memakai pakaian rapih pula.. Lalu kenapa noona bermata sembab?” Aku membiasakan berbicara Korea terhadap wanita disebelahku ini agar ia lebih nyaman berbincang denganku.
“Ooh kukira kau juga Korea. Untuk pertanyaan mu tadi mmm.. aku tak apa Sehunnie.. Tak apa.” Jawabnya singkat kemudian menggelengkan kepalanya berkali-kali kemudian menundukan kepalanya lesu, sepertinya ada yang ia sembunyikan.
“Kalau kamu untuk apa datang malam-malam begini ke taman..?”
“Aku sedang mencoba menghibur diriku noona..” Kembali masalah itu teringat di otakku.
“Ada apa denganmu? Apa kau memiliki masalah Sehun?”
“Ne noona, ada 1 masalah dan membuatku sangat sedih.” Aku kembali menahan air mataku, aku namja yang terlalu cenggeng.
“Waeyo?” Noona Sunny bertanya lembut menghadapkan wajahnya kearahku.
“pacarku maksudku yeoja chinguku menghianatiku noona..” Jawabku lesu, kemudian aku menundukan kepalaku. Noona mulai mengucapkan beberapa kalimat lagi.
“Noona rasa kau sangat mencintainya. Begitupun dengan yang noona rasakan Sehun, mengapa noona berpakaian rapih karena noona baru saja ingin bertunangan, tapi tunangannya begitu saja batal, batal total.” Noona mencoba tersenyum, senyumannya sangat indah.
“Sabar noona, aku takjub melihat noona, noona benar-benar yeoja yang kuat masih biasa tersenyum semanis itu tidak sepertiku, namja cenggeng. Baru saja ditinggal yeojachingunya saja sampai menangis seperti ini, bahkan noona aku sampai tak ingin datang ke pertunangan hyung kusendiri karena terlalu sedih. Aku benar-benar bodoh.”
“Kau harus belajar dari pengalaman. Kalau sudah tau seperti itu kau tidak boleh melakukannya lagi ne!”
“Ya! noona arigato.. maksudku gomawo..” Aku masih tersendat-sendat mengucapkan kosa kata-kosa kata Korea. Noona mengangguk mantap dan kemudian menyunggikan senyumnya setelah mendengar aku mengerti atas nasihat yang ia bilang.
Kami asik mengobrol, membicarakan sangat banyak topik, tentang cinta, persahabatan bahkan sampai makanan kesukaan. Hingga noona tertidur lelap dipundakku.
“Noona..” Kutatap wajah imutnya, noona sudah tertidur lelap. Aku tidak tega membangunkannya. Tetapi akukan tidak tau dimana rumahnya, aigoo bagaimana ini? Haruskah aku membawanya pulang kerumah? Ya aku bawa saja noona pulang kerumah daripada harus kutelantarkan disini sendirian, itu bisa menjadi alasanku nanti kepada noona.
SAKURA LOVE
Aku sampai didepan rumahku yang tidak berpenghuni. Keluarga yang lain berada di negara lain di negara Korea tempat kakak bertunangan. Keputusanku tak ingin ikut kepertunangan hyung adalah pilihan yang tepat, jika aku ikut aku tidak akan bertemu noona. aku segera masuk kedalam rumah mewahku itu. Langit malam belum berhenti menurunkun salju. Aku merebahkan tubuh noona keatas ranjang di kamar tamu tepat sebelah kamarku. Aku belum pernah bertemu seorang yeoja yang langsung bisa mempesonakan hatiku secepat ini sebelumnya. Ya, kecuali Im Yoona dan sekarang ada wanita yang lebih mempesona bagiku. Kumatikan lampu dan kemudian berjalan perlahan menuju kamarku, agar tidak membuat tidurnya terganggu.
…
Sunny POV
Aku terbangun dari tidurku yang lelap, membuka mataku dan kemudian tercengang dengan keadaan sekitarku. Dimana aku? Aku turun dari ranjang putih besar diruangan yang juga bernuansa putih itu. Aku kemudian langsung keluar dari ruangan itu, dan menemukan sebuah pintu disebelahku bertuliskan “Sehun Room” Kuketuk perlahan sambil memanggil nama namja yang baru kukenal tadi malam itu.
“Sehun.. Sehun..” Namanya terucap beberapa kali karena sipemilik nama belum juga membuka pintunya. Hingga namanya tersebut 3 kali ia baru membuka pintu kamarnya. Terlihat sseorang namja dengan kaus hitam oblong dengan menggunakan celana piyama keluar dari kamar.
“Ooh noona sudah bangun, kalau begitu noona bersihkan saja diri noona dulu. Bibi..” Seorang pelayan datang membawakan handuk, kemudian memberikannya untukku.
“Pakaian noona nanti akan diantarkan bibi kok, semuanya sudah siap hari ini kita jalan-jalan ne!” Sehun tersenyum sambil menunjukan jari jempolnya.
“Oooh ne baiklah, gomawo Sehun mian jadi merepotkanmu.” Aku langsung kembali kekamar yang tadi kutempati dan segera membersihkan diri. Benar saja setelah selesai mandi sudah ada pakaian cantik plus mantel yang cukup tebal terletak diatas tempat tidurku. Selesai berpakaian aku segera keluar dari kamar terlihat Sehun juga baru keluar dari kamarnya. Pakaian santai menjadi pakaian nya hari ini.
“Noona sangat cantik..” Ujarnya terpesona.
“Gomawo,. begitu juga denganmu kau sangat tampan.”Aku tersenyum senang, Sehun kemudian langsung menggengam tanganku dan menarikku keluar rumah. Perjalanan berjalan kaki di pagi yang dingin ini sungguh menyenangkan , beberapa kali Sehun melontarkan lelucon-leluconnya. Dia juga memudahkanku, memudahkan apa? Memudahkanku berkomunikasi dengannya ternyata bahasa Koreanya cukup fasih Rasa sakit yang kupendam perlahan mulai hilang, rasa sakit yang sangat dalam itu bisa hilang secepat ini karena bertemu dengannya.
“Sampai..” Sehun berhenti di taman tadi malam kami bertemu. Tapi keadaan taman di pusat Tokyo ini tak lagi sepi seperti tadi malam melainkan ramai dan terkesan mengasyikan. Banyak anak yang bermain salju disini, ada banyak pasangan, ada banyak penjual juga ditaman ini. Kemudian Sehun menarikku ke salah satu penjual takoyaki di tepi taman.
“Noona kubelikan takoyaki ya? maukan?”
“Ne boleh saja.. gomawo sehun.”Senyumku menggembang memamerkan gigi putihku yang rapih. Setelah pesanan Sehun bayar kami berdua duduk tepat di bangku yang tadi malam kami duduki. Tapi dengan suasana yang berbeda, tadi malam terselubung kesedihan berbeda dengan sekarang terselubung penuh dengan kebahagian. Saking asyik memakan takoyakiku tak sadar saus takoyaki terciprat kehidungku.
“Noona lucu hidung noona penuh saus sini kubersihkan.” Sehun mengusap hidungku perlahan dengan saputangannya.
“Sudah bersih.”Ia tersenyum manis menunjukan eyesmile menawannya.
“Gomawo”Mukaku memerah itu memang biasa terjadi jika ada seseorang namja memperlakukanku seperti itu. Kegiatan kami langsungkan dengan bermain seluncur, aku dan Sehun sangat menikmatinya. Kami berteriak bersama kemudian tertawa bersama sebab kami tersungkur jatuh kedalam salju. Begitulah hari ini sungguh menyenangkan, Sehun mengukir namaku dan namanya dipohon sakura penuh salju yang tadi malam kupandangi itu.
“Kau lihat ini noona, kuharap nama kita abadi terukir di pohon sakura ini.” Sehun tersenyum memandangi ukiran nama yang baru saja ia buat. Aku tersenyum bahagia begitupun dengannya namja yang baru kukenal ini, ia sudah melelehkan hatiku dengan sangat cepat.
Sorenya kami mengakhiri hari yang lelah ini dengan pergi ke café. Memesan dua cokelat hangat kemudian duduk dekat perapian yang tersedia di café tersebut. Pengunjung disini cukup ramai, kebanyakan dari mereka adalah sesosok pasangan yang sedang asyik mengobrol. Sore ini salju sudah berhenti turun, tetapi hawa diluar sana masih cukup dingin dan masih cukup kuat untuk membuat seseorang flu bahkan hawa dingin itu masih kuat juga untuk membuat seseorang demam. Aku meyeruput perlahan coklat panasku yang ternyata sangat lezat itu.
“Noona, rumah noona dimana?” Sehun membuka pembicaraan dengan pertanyaan tersebut. Aku tersedak, kemudian segera mengelap mulutku. Sehun agak sedikit panik karena aku yang tiba-tiba saja tersentak begitu.
“Ada apa noona?”
“tidak.. rumahku ya, rumahku di Korea.” Aku menjawab sambil mencoba menjawab dengan selancar-lancarnya .
“Korea? Tapi bagaimana bisa noona berada di Jepang? Sedang liburan?”
“Apakah aku harus bilang kalau karena pertunanganku gagal aku segera lari meninggalkan gedung aku menaiki bus tak tau arah kemana bus itu menuju, hingga aku sampai di stasiun kereta dan jadwal kereta luar kota terakhir adalah jepang, dan aku nekat menaiki kereta itu..” Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, karena aku tak sadar menceritakan cerita yang sebenar-benarnya terjadi. Sehun melongo mendengar penjelasanku yang berbelit dan nekat itu.
“ya ampun…. bagaimana bisa noona seperti itu? Benarkah, jinja jinja?”
“Ne noona benar-benar melakukannya Sehunnie..” Aku meyakinkannya yang masih tak berhenti melongo.
“kakak juga maksudku hyung juga bertunangan di Korea noona, itu karena yeoja chingunya berdarah Korea maka itu mereka bertunangan disana, dia sangat beruntung memiliki yeoja chingu yang tak menghianatinya. Aku iri degannya..”
“Kebetulan sekali ya, hyung mu baru saja bertunangan sepertiku, bertunangan sama-sama diKorea lalu aku bertunangan dengan namja Jepang dan hyungmu bertunangn dengan yeoja Korea jangan-jangan..? Siapa nama hyungmu? Dan siapa nama yeojachingunya?”Aku menerka-nerka siapa tau hyungnya adalah tunangnku yaitu Suho, aku takut jika Sehun benar-benar memiliki hyung yang ternyata Suho.
“Namanya Joonmyun kalau yeojachingunya aku tidak tau hyung orangnya sangat tertututp kepadaku.” Aku bernapas lega, untungnya dia bukan Suho. Aku menjawab dengan hanya membentuk “OH” dimulutku, kemudian kembali meyeruput cokelat panasku yang terbengkalai sedari tadi.
Setelah asyik berjalan-jalan hari ini, akhirnya kami memutuskan pulang karena hari sudah cukup malam. Diperjalanan pulang saat kami menaiki bus suasana terkesan ramai. Aku tak pernah kehabisan topik berbicara dengannya. Mala mini Tokyo terlihat sungguh indah. Lampu disepanjang jalan menyala terang menghiasi jalan raya Tokyo yang cukup sepi malam ini. Aku memliki segudang pertanyaan untuk Sehun dan syukurnya Sehun juga punya segudang jawaban untuk menjawab seluruh pertanyaanku. Perjalanan hari ini memang benar-benar menyenangkan, sampai aku teringat kembali dengan kenangan-kenangan yang aku dan Suho alami. Aku menundukan kepala, menyembunyikan wajahku yang kusut karena kembali teringat dengan masalahku.
“Ada apa noona?” Tangan Sehun mengelus kepala perlahan dengan penuh kasih saying.
“Aku tak apa Sehunnie..” Aku menampakan senyum palsu yang tidak bisa diketahui kebohongannya, karena senyum itu tetap saja terpandang manis waalau sebenarnya hanya aktingku saja.
Bus berhenti di halte tempat tujuan kami. Kami segera beranjak dari tempat duduk dan segera keluar dari bus. Hawa dingin mulai menggeliat menyusup kedalam mantelku, aku segera merapatkan pelukan mantelku tersebut. Begitu juga dengan Sehun ia juga merapatkan jaketnya. Perjalanan jalan kaki ini bisu tak ada satupun yang berbicara kami sibuk menahan dingin yang menusuk, hingga kami sampai didepan rumah mewah Sehun.
“Wah.. Hyung, eomma dan appa sudah pulang. “ Sehun berseru gembira kemudian menarik diriku masuk.
“Sehunnie aku tak enak dengan keluargamu, akukan yeoja tanpa identitas. Malam ini aku kembali saja keKorea.”
“Jangan noona tinggal lah dulu..” sehun membuka pintu, dan segera menarik paksa diriku agar segera masuk ke dalam. Kulihat seorang namja tapi hanya punggungnya saja, karena dia sedang membalikkan badannya, rasanya aku sering melihat namja itu aku berpikir ragu dan terus mencoba menerka.
“Ani.. (panggilan kakak dalam bahasa Jepang) sudah pulang.” Sosok namja yang dipanggil ani oleh Sehun segera berbalik. Aku tercengang sangt tercengang.
“Sunny noona….” Ucap Suho ragu sambil melirikku bingung.
“Su.. Suhossi” Airmataku terjatuh melebur ke seluruh penjuru wajahku.
TBC………..
Mian ya jelek banget reader, mian juga kalau kependekan. Tunggu chap 2 nya yaa. Gomawo untuk readers yang comment abis baca FF abstarak ini okeh ppai ppai sampai ketemu di FF berikutnya.